Pati , www.suarahukum-news.com – Penguat tanggul sungai atau di sebut talud sungai yang ada di lokasi proyek senilai lebih kurang tiga belas milyar ambrol dalam hitungan bulan , di duga kuat akibat ambrolnya talud tersebut karena minimnya pengawasan dari instansi terkait , hal itu bukan tanpa alasan dan sebab soalnya pada saat pelaksanan pekerjaan proyek itu berlangsung di duga ada indikasi kong kalikong main tutup mata oleh oknum tertentu , sebab dari pelaksanaan pekerjaan yang ada di lokasi proyek tersebut terkesan ada beberapa titik lokasi bangunan yang belum secara maksimal terselesaikan , sehingga untuk pemanfaatan dari obyek yang di bangun dengan anggaran yang cukup besar tersebut , hingga berita Ini diterbitkan bahwa sepenuhnya belum dapat berfungsi secara maksimal , terlebih lagi pada kolam ipal yang ada di lokasi proyek . ( 22 / 11 )
Ketinggian talud sungai yang di bangun untuk memperkuat dinding tebing sungai lebih kurang setinggi 450 Cm tersebut ambrol selang beberapa minggu setelah masa selesai pekerjaan ( selesai masa kalender kerja 10 oktober 2017 , sesuai dengan tanggal dan tahun yang tercantum di dalam papan informasi proyek ) namun sekitar di Akhir bulan Desember talud sungai sepanjang lebih kurang 450 meter tersebut ambrol di delapan titik ( dari dokumentasi vidio & foto yang di miliki oleh salah seorang awak media yang ada di kabupaten pati ) yang di ambil pada sekitar pada Tanggal 06 Januari 2018 Sekitar Pukul 15 . 40 Wib .
Proyek yang berasal dari kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat , DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA , direktorat pengembangan penyehatan lingkungan pemukiman ,satuan kerja pengembangan sistem penyehatan lingkungan pemukiman provinsi Jawa tengah . SANITASI UNTUK KEHIDUPAN LEBIH BAIK , Dengan nama proyek : Peningkatan Kerja TPA Kabupaten Pati , dengan nomor kontrak : HK . 02 . 03 – CL . 11 / 264 . , Total anggaran : 13 . 820 . 059 . 000 .00 ; , Tahun anggaran : 2017 , waktu pelaksanaan : 210 ( dua ratus sepuluh hari ) hari kalender , tanggal mulai : 15 Maret 2017 , selesai : 10 Oktober 2017 , masa pemeliharaan : 360 hari , Penyedia Jasa : PT .Gala Tama , konsultan perencana : cv tumbuh jaya desain , konsultan supervisi : cv .hrv Planer Konsultan .
Diduga kuat ambrolnya talud tersebut akibat dari pengurangan spek material mulai dari ukuran ketebalan lantai kerja / tapak pindasi bawah , ketebalan pada ukuran talud bagian bawah , pengurangan semen , disisi lain talud setinggi itu tidak menggunakan slup beton sebagai tulangan , serta dari susunan pasangan batu yang terkesan asal – asalan , selain itu spasi yang di gunakan kurang memenuhi unsur dan jauh dari kata maksimal dari RAB yang ada . Hal itu terlihat bahwa lantai kerja atau tapak bawah sebagian hanya di buat dengan ketebalan 80 – 90 Cm , untuk ketebalan talud bawah di buat lebih kurang 80 – 100 Cm padahal mengingat ketinggian talud lebih kurang 450 Cm , hal itu tentu menjadi kejanggalan karana semua perencanaan dan gambar Itu memkai rumus atau aturan sesuai dengan spesifikasi gambar saat pengajuan lelang , sehingga ketingian tersebut dengan ketebalan bawah hanya 80 – 100 Cm patut di pertanyaakan dan sampaikan kepada instansi yang berkompeten di bidangnya dalam hal ini adalah dari bagian auditor dan BPK selaku yang berwenang dalam pengawasan proyek senilai milyaran rupiah .
Menurut dari seorang narasumber yang tak mau di sebutkan namanya yang berinisial ” S ” yang saat pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut beberapa kali melintasi di lokasi proyek selaku warga dan masyarakat sekitar mengatakan ;
” Dulu saat masih pelaksanaan pekerjaan pernah saya ingatkan kepada salah satu pengawas proyek perwakilan dari semarang yang beinisial ” AR ” bahawa pekerjaan tersebut ada yang kurang pas menurut pandangan orang awam seperti saya , karena mulai dari pasangan maupun ukuran pasangan batu semuanya terkesan asal pasang kalau saya lihat dari seberang sungai saat saya ambil rumput dan nyiram jagung , karena saya dulu juga pernah kerja di Jakarta namun kok cara kerja nya tidak sama padahal ini proyek besar ” tuturnya sore itu pada hari Rabu ( 21 / 11 ) sekitar pukul 17 . 12 Wib saat berada di warung kopi yang berada di kawasan TPA
Lebih lanjut saudara ” S ” mengatakan kepada awak media yang bertemu di warung kopi di kawasan TPA Sukoharjo pada hari Rabu ( 21 / 11 ) sekitar pukul 17 . 12 Wib beliau mengatakan ;
” Ya nuwun Sewu mas ( katanya kepada awak media sore itu ) kalau proyek sebesar itu kok pelaksanaan pekerjaannya terlihat sedikit asal asalan ya apa dapat bertahan lama , apalagi itu sebagai penguat dinding sungai , nah terbukti kan setelah selang beberapa minggu selesai dari masa kerja sudah ambrol , wes tak duga itu mas ” imbuhnya dalam logat bahasa Jawa
” Justru saat itu saya malah masih sering melewati kawasan itu karena saya juga menggarap lahan di dekat kawasan proyek dan ada salah seorang pekerja saya bilangin , eh malah jawabanya kurang mengenakan ( bilangnya : Ya pekerjaan ini sudah benar pak , kan ini perintah dari sana , sambil menirukan bahasa salah satu pekerja saat itu ) ” imbuhnya sambil mengakhiri wawancara dengan kami awak media .
Diharapkan agar dari instansi pemerintah dalam hal ini dari pihak BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan ) pusat melakukan audit dan cek di lapangan dengan adanya dugaan proyek yang di jadikan ajang kong kalikong oleh oknum yang tidak bertanggung jawab , karena hal ini menyangkut dengan anggaran yang bersumber dari APBN ( Anggaran Pembelanjaan Negara )
( Red / Tg / Bersambung …………)