Semarang , www.suarahukum-news.com – Dengan memahami geneologi dan logika dari Kapitalisme yang sangat membutuhkan ruang-ruang baru didalam menopang akumulasi kapital dan menghindarkan sistem ini dari krisis overakumulasi . Didalam konteks seperti itulah pergulatan di rakyat Pegunungan Kendeng Utara Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah ini terjadi .
Kawasan yang merupakan surga dari batuan kapur ini telah membuat para kapitalis pertambangan semen saling memperebutkannya, karena batuan kapur ini adalah bahan baku utamanya selain tanah liat dan pasir besi . Berbagai upaya dengan menggunakan segala cara terus dilakukan agar dapat merealisasikan eksplorasi pertambangan semen di kawasan pegunungan kendeng Kabupaten Pati tersebut .
Negara yang termanifestasikan oleh Pemerintah Kabupaten Pati dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tak lebih sebagai alat untuk melegitimasi tindakan predatori dan penipuan dari para Kapitalis ini dengan hegemoni yang dimilikinya.
Berbagai janji-janji surgawi pun ditebarkan untuk merayu rakyat agar mau untuk disingkirkan atas ruang hidup mereka. CSR ( Corporate Sosial Responbility ) pun yang digadang-gadang dapat memberikan timbal balik positif bagi rakyat tak ubahnya secuil kue agar rakyat tetap bisa terus dihisap darahnya .
Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dan laju investasi didalam aras Kapitalisme ini maka semakin membabi-buta berbagai pendestruksian yang terjadi . Namun rakyat telah banyak belajar dari anarki yang dilakukan kapitalisme selama ini . Mereka tak lagi mudah dirayu, ditipu dan dibohongi. Gerakan kesadaran yang telah terbentuk dibenak rakyat Pati sampai sekarang ini telah mampu untuk mengendorkan dan menahan laju neo-liberalisme yang siap menerjang apa saja yang masih terbebas dari komodifikasi .
Sekali lagi kebutuhan akan ruang-ruang baru bagi kapitalisme telah membuatnya melakukan berbagai cara. Sehingga upaya perebutan ruang hidup masyarakat Pegunungan Kendeng Utara Pati ini pasti akan terus terjadi karena limpahan surga batuan kapur yang ada didalamnya. Artinya selama Kapitalisme masih berdiri tegak di dunia ini, selama itu pula Rakyat di kawasan Pegunungan Kendeng Utara Kabupaten Pati harus bersiap untuk bertempur demi mempertahankan ruang-ruang hidup mereka .
Maka gerakan kesadaran rakyat yang tersirat didalam konsep hidup jawa bahwa ” Sadumuk Batuk Sanyari Bumi Dibelani Nganti Mati ” dapat menjadi idiologi perlawanan lokal demi menentang proses proletarisasi terhadap rakyat ini. Yang artinya bahwa apabila “ sejengkal ” saja tanah yang merupakan sumber hidup dan penghidupan para rakyat ini direbut oleh para predator kapitalis, maka mereka ( rakyat ) akan tetap memperjuangkan tanah ini bahkan sampai titik darah penghabisan . Rawe-rawe Rantas , Malang-malang Putung dan itulah semboyan sampai kapanpun dari masyarakat jelata warga gunung kendeng utara Kabupaten Pati demi mempertahankan ruang hidup mereka selama ini .
( Red / Dik )