Wonosobo ,www.suarahukum-news.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di buat terkejut saat menghadiri acara tradisi ruwatan rambut gimbal di alun-alun Wonosobo pada hari Sabtu ( 27 / 7 ) kemarin , pasalnya sebelum dilaksanakan ruwatan saat di tanya tentang syarat rambut gimbalnya oleh Ganjar Pranowo , anak-anak berambut gimbal tersebut menyampaikan permintaan yang aneh-aneh dan berbeda-beda . ( 30 / 7 )
Permintaan tersebut sebagai syarat untuk ruwatan rambut gimbalnya , seperti meminta laptop, sepeda, gelang, kalung, boneka dan sebagainya mungkin sudah biasa. Namun yang membuat Gibernur terkejut, ialah ada anak yang meminta terasi dan bayam sebagai syarat pemotongan rambutnya. Ada pula yang meminta Klepon, jajanan pasar sebanyak tiga tampah.
Seperti warga asal Tumenggungan Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo yang bernama Santika Aprilia Putri ( 4 Tahun ) saat di tanya oleh Gubernur , dirinya mengaku meminta syarat kepada orang tuanya berupa trasi dan bayam sebagai syarat ruwatan rambut gimbalnya ;
” Kok minta trasi ? kenapa minta terasi ? kamu memang suka terasi ya ? ,” tanya Ganjar sambil mengelus rambut kriwil Aprilia
Sementara menjawab pertanyaan dari Gubernur , Aprilia saat itu mengatakan ;
” Iya pak , saya memang suka trasi , rasanya asin tapi enak , ” ucap Aprilia dengan nada polos
Ada 12 anak berambut gimbal yang mengikuti prosesi ruwatan potong rambut gimbal tersebut. Dengan telaten, Ganjar menyapa dan menanyai permintaan mereka satu persatu.
Selain April yang meminta terasi, ada pula permintaan unik dari anak bernama Aufa Hawatus Sya’diah. Kepada Gubernur , Aufa mengatakan meminta Klepon sebanyak tiga tampah kepada orang tua nya sebagai syarat ruwatan rambut gimbalnya ;
” Saya minta Klepon pak, tiga tampah , ” kata Aufa disambut tawa semua masyarakat.
Saat prosesi pemotongan berlangsung, Gubernur juga ikut memotong rambut peserta ruwatan. Dengan hati-hati dan bimbingan sesepuh, Ganjar memangkas rambut gimbal dan meletakkannya di sebuah kendi. Usai memotong, Ganjar memberikan hadiah yang menjadi syarat permintaan si anak.
Bahkan, ketika ada anak yang meminta kalung, Ganjar memakaikan sendiri kalung itu kepada si anak ;
” Ini tradisi yang menarik, setiap prosesi pemotongan rambut gimbal ini, selalu menjadi pertunjukan dan atraksi budaya yang luar biasa. Masyarakat selalu berduyun-duyun untuk menyaksikan, dan ini bisa menjadi daya tarik wisata yang bisa dikembangkan ,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, atraksi budaya ini memiliki cerita yang sangat menarik. Ada anak yang berambut gimbal, dimana saat dipotong rambutnya, keinginan si anak harus dipenuhi ;
” Tadi permintaannya aneh-aneh, ada laptop, sepeda, boneka, terasi, bahkan klepon tiga tampah. Cerita-cerita ini dapat dikemas untuk menjadi magnet wisatawan. Pasti akan banyak orang datang, apalagi jika prosesi dikemas dengan atraksi pertunjukan lain seperti tari dan kesenian lainnya ,” kata dia.
Atraksi-atraksi budaya lanjut Ganjar perlu ditingkatkan di Jawa Tengah. Menurutnya, dengan atraksi-atraksi budaya semacam itu, upaya pemerintah meningkatkan kunjungan wisata akan tercapai.
” Kami memang sedang konsen menggarap pariwisata. Di Jateng ada empat tempat yang menjadi prioritas, yakni Dieng, Borobudur, Karimunjawa dan Sangiran. Saya harap ide dan kreatifitas masyarakat di daerah-daerah itu serta daerah lain terus bermunculan ,” pungkasnya.
( Red / Tg )