Kodim 0730 Gunung Kidul Bersama Kombi, Pasang Pipa Hydran Antisipasi Musim Kekeringan
Gunung Kidul, www.suarahukum-news.com – Kasi Perencanaan Korem 072 Pamungkas Kolonel Arm I Made Gede Antara, S.Sos dan Dandim 0730 Gunung Kidul Letkol Inf Noppy Laksana Armyanto, S.H, pada hari ini ( Kamis, 23 / 01 ) telah memimpin karya bhakti untuk pemasangan pipa hydran dari sumber air bersih yang di ambil dari kawasan Goa Pulejajar Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul . ( 24 / 01 )
Berawal dari keprihatinan tersebut maka Kodim 0730 Gunung Kidul bersama dengan Pegiat Komunitas Merangkul Bumi (Kombi), Mahasiswa dan Komunitas Susur Goa dan komponen masyarakat lainnya berusaha untuk mengangkat air dari dalam Goa Pulejajar agar dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat sekitar goa.
Disela kegiatan tersebut, Komandan Kodim 0730 Gunung Kidul Letkol Inf Noppy Laksana Armyanto, mengatakan bahwa, ” Daerah ini bila musim kemarau tiba akan mengalami kesulitan air, padahal disini terdapat sumber air bersih. Lokasi sumber air bersih yang berada di dalam Goa Pulejajar ini, kedalamnya mencapai 1,2 , dam selama ini belum bisa dimanfaatkan secara optimal “, katanya
Lebih lanjut, Letkol Inf Noppy Laksana Armyanto juga mengatakan bahwa, ” Sumber air di dalam Goa Pulejajar pertama kali ditemukan pada tahun 2008 oleh Kombi, salah satu komunitas pecinta alam asal Desa Jepitu, selain itu, Kominitas ini juga menelusuri sejumlah goa yang berpotensi memiliki sumber air, hal itu dilakukan untuk mencari solusi dalam mengatasi kekeringan yang terjadi tiap tahun. Debit air dalam goa ternyata sangat besar, yakni mencapai 30 liter per detik saat musim kemarau “, imbuhnya
Menurut Komandan Kodim 0730 Gunung Kidul Letkol Inf Noppi Laksana Armyanto kembali mengatakan bahwa di Gunungkidul bencana kekeringan sudah menjadi langganan. Untuk itu dibutuhkan upaya serius untuk mengatasi persoalan kekeringan, salah satu cara yang dilakukan dengan mengangkat sumber air bawah tanah yang berada di dalam goa untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat ;
” Alhamdulillah berkat kerja keras dari semua pihak, pada akhir tahun 2019 lalu, air dapat diangkat dari dalam goa dan ditampung ke penampungan setinggi 600 meter. Pompa hydran ini murni menggunakan tenaga grafitasi sehingga tidak membutuhkan BBM maupun listrik. Setelah ditampung di bak penampungan, air baru dialirkan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mandi, mencuci, minum dan juga sebagian pengairan lahan pertanian “, ungkapnya
Masih menurut Noppy ,” Jajaran TNI AD bekerja sama dengan pihak terkait lainnya berusaha untuk mengangkat air dari sungai bawah tanah, air diangkat menggunakan systim grafitasi dari kedalaman 1,2 km didalam goa dan ternyata membuahkan hasil “, paparnya
Sementara itu, Ketua Kombi, Rubiyanto, pada kesempatan juga mengatakan bahwa, sebelum ditemukannya sumber air bersih ini, warga Desa Jepitu sangat tergantung pada musim hujan. Saat musim hujan warga menampung air di bak penampungan untuk digunakan saat musim kemarau. Saat kemarau tiba dan persediaan air habis, warga terpaksa membeli dari pedagang air perorangan ;
” Meski sudah membeli, warga tetap harus antre mendapatkan pasokan karena minimnya sumber air “, ungkap Rubiyanto.
Senada dengan Rubiyanto, Kepala Desa Jepitu Sarwono juga menegaskan jika di desanya, setiap musim kemarau mengalami kesulitan air bersih dan harus membeli ke pihak swasta. Masyarakat harus membeli air dengan harga Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per tangki. Setiap tangkinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama dua minggu sampai satu bulan, tergantung jumlah keluarganya
” Setiap musim kemarau kami harus membeli air bersih dari tangki swasta karena sumber air di desa kami minim “, tegas sang Kades.
” Diharapkan agar dalam kegiatan ini mampu meningkatkan sumber air bersih dan menjadi pilot projek untuk menjadi acuan di wilayah lain demi mengatasi kekeringan yang melanda warga, khususnya di wilayah Gunungkidul maupun wilayah lainnya “, tandasnya
( Red / Tg )