Opini Malam, Siapakah Sosok Kandidat Terkuat pada Pemilihan Ketua Pasopati Mendatang … ?

Opini1442 Dilihat

Pati,www.suarahukum-news.com-Berakhirnya masa kepemimpinan Ketua Paguyuban Kepala Desa se-Kabupten Pati (Pasopati) Dwi Toto,S.Pd di bulan Juli 2021 mendatang, tampaknya mendapat sorotan dari berbagai pihak, khususnya dari para Pengamat Independen (bukan kepala desa/diluar anggota organisasi) di Daerah yang memiliki slogan Bumi Mina Tani tersebut. Pasalnya, Jabatan Ketua Oganisasi Pasopati ini, dinilai memiliki posisi strategis dari berbagai sektor. Baik secara birokrasi maupun hubungan antara sesama unsur kepala desa, maupun dari segi peta politik di saat mendekati berbagai gelaran pesta demokrasi, baik di tingkat Daerah, Legislatif, maupun Executic. (07/06).

Berbagai isu miring juga menimpa sosok Ketua Pasopati Dwi Toto,S.Pd beberapa waktu terakhir. Hal itu dipicu atas berbagai tindakan dan perbuatan yang dilakukannya semasa dirinya menjabat sebagai seorang Ketua Organisasi, baik yang ada di internal (Pasopati) maupun di eksternal organisasi itu sendiri (pribadi). Hal itu tentunya menjadikan kesempatan tersendiri bagi beberapa kandidat yang akan muncul di kancah pemilihan ketua organisasi (Pasopati) mendatang, yang hanya tinggal menghitung beberapa minggu kedepan, atau lebih tepatnya sekitar di bulan Juli 2021, untuk membawa perubahan (reorganisasi) yang lebih baik di internal Pasopati, ataupun demi kepentingan masyarakat umum, yang menyangkut tentang Desa, khususnya di Kabupaten Pati ataupun kepentingan umum (tentang desa).

Menanggapi hal itu, beberapa pengamat politik dan sejumlah kelompok yang yang menamakan diri sebagai Pengamat Independen sudah mulai menyimpulkan, bahwa menjadi Ketua Pasopati merupakan jabatan strategis meskipun sebuah organisasi di tingkat daerah. Lantaran menurutnya (Pengamat Independen) kelak jika terpilih menjadi Ketua Pasopati, kedepannya akan memiliki peran penting di dalam organisasi, ataupun peran penting lainnya di eksternal (luar) organisasi.

Foto Istimewa, ilustrasi ngopi bareng, By Net.

“Pasopati adalah organisasi yang menjadi wadah perkumpulan dari seluruh Kepala Desa di Kabupaten Pati, peranya pun cukup luas, adapun cakupannya mencapai 401 desa dan 5 Kelurahan. Tentunya, hal ini akan menjadi posisi strategis bilamana mendekati pesta demokrasi, ataupun beberapa momen penting di tingkat daerah, serta menjalin komunikasi dengan sesama kepala desa,” ujar Nakula (bukan nama sebenarnya) yang mengaku sebagai pengamat independen di Kabupaten Pati, Senin (07/06) malam.

Selain itu, pihaknya juga menyampaikan, Adapun peran Pasopati sebenarnya bukan hanya pada momen tertentu saja, akan tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat besar, salah satunya adalah membela harkat martabat kepala desa, serta memprioritaskan kepentingan umum demi kemajuan bersama (organisasi).

“Jadi Ketua organisasi itu tanggung jawabnya besar, selain memiliki jiwa solidaritas dan loyalitas, menjadi sosok ketua harus bisa mengayomi dan menjadi tauladan bagi seluruh anggotanya,” imbuh Nakula (bukan nama sebenarnya) saat ngopi bareng bersama dua rekannya, di Jl.Pemuda.

Disinggung soal sosok kandidat di pemilihan (reorganisasi) Ketua Pasopati yang rencananya akan berlangsung pada bulan Juli 2021 mendatang, rekan lainnya yang bernama Lintang (bukan nama sebenarnya) langsung memberikan tanggapan dan komentarnya, Siapapun yang akan menjadi Ketua Pasopati diharapkan mampu menjadi pengayom bagi seluruh Kepala Desa di Kabupaten Pati atau mampu memperjuangkan kepentingan bersama (umum).

“Setidaknya, kalau jadi ketua ya harus bisa mendahulukan kepentingan bersama (organisasi) daripada kepentingan pribadi,” saut Lintang (bukan nama sebenarnya) sembari menikmati kudapan dan menyeruput secangkir kopi didepannya.

Saat di konfirmasi lebih lanjut, apakah Ketua Pasopati yang sekarang (Dwi Toto) masih memiliki kesempatan di kancah pemilihan ketua organisasi Pasopati mendatang, teman lainya bernama Mentari (bukan nama sebenarnya) juga tak mau kalah untuk menyampaikan pengamatanya, dan langsung mengatakan, Kalau soal itu, ya kembali lagi pada seluruh kepala desa yang memiliki hak dan suara sah sebagai anggota di organisasi (Pasopati) tersebut, dalam memberikan hak suaranya nanti.

“Kalau menurut pribadi dan sudut pandang saya, Totok (Ketua Pasopati) masih memiliki pendukung setia, setidaknya ada beberapa pertimbangan yang menjadi dasar. Ya, itu tidak bisa saya sebutkan, soalnya menyangkut privasi orang lain. Akan tetapi, Untuk poling dari kacamata internal kami, Totok ini masih memiliki suara unggul jika dirinya maju lagi di pemilihan tersebut (Pasopati). Akan tetapi, poling itu bisa bertambah jumlahnya dan juga bisa menurun jumlahnya, tergantung pada situasi dan kondisi di internal organisasi itu sendiri,” kata Mentari (bukan nama sebenarnya).

Semakin larut malam, obrolan Nakula, Lintang dan Mentari (semuanya bukan nama sebenarnya) semakin asyik, sesekali ketiga kawanan itu juga membahas beberapa kondisi terkini di wilayah Kabupaten Pati, mengingat di kabupaten tetangga telah di nyatakan sebagai zona merah.

“Saat ini, kabupaten tetangga telah di nyatakan sebagai zona merah. Untuk itu, kita juga harus tetap waspada lo, jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti pakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan selalu menjaga jarak aman,” sambung Nakula (bukan nama sebenarnya) untuk memecah suasana malam diantara ketiga kawanan itu.

Oh ya, saut Lintang (bukan nama sebenarnya). Untuk saat ini, siapa ya kandidat yang akan maju di dalam pemilihan ketua Pasopati mendatang ….?

Mentari (bukan nama sebenarnya) pun langsung memberikan komentarnya, Untuk saat ini sih belum ada yang muncul ke permukaan (publik). Akan tetapi dengan berbagai kondisi seperti ini, bisa dipastikan bahwa Ketua Pasopati yang akan datang, mampu memberikan kemajuan dan motivasi untuk kemajuan organisasi. Setidaknya mampu membawa harum nama daerah kita, melalui program dan motivasi positif nya.

Menurut ku, Masih kata Mentari (bukan nama sebenarnya), Apa Totok (Ketua Pasopati) masih unggul diantara kandidat yang lain ya, sehingga yang lain belum berani bersuara, kalau lihat di medsos sih banyak opini yang menyatakan bahwa Totok tidak layak, dan ini dan itu, ya begitulah kalau orang sudah jalan pasti ada jejaknya, baik itu positif maupun dari sisi kekurangannya, yang penting jangan sampai memanfaatkan nama suatu organisasi, demi kepentingan pribadinya.

“Lalu, siapa yang layak untuk menggantikannya kelak. Sejauh ini sih belum ada kandidat yang muncul. Kalaupun ada, setidaknya diketahui dulu tentang visi & misi serta langkah, ataupun upaya apa yang kelak dilakukan saat menjadi Ketua Pasopati. Agar masyarakat umum pun bisa memberikan suport positif kepadanya,”  tandasnya sambil mengangkat cangkir berisi kopi hangat, sembari tersenyum tipis.

 

 

 

 

(Red/Tg)