Pati, www.suarahukum-news.com – Salah seseorang wanita muda berinisial ” SW ” ( 25 ) salah satu warga Dk. Margorejo RT 05 / 02 turut Desa Tegalombo Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati mendadak namanya sering disebut dan menjadi viral, serta menuai sejumlah kontroversi, baik di beberapa kanal berita media siber, live streming , media cetak maupun pada siaran berita di stasiun televisi lokal dan nasional, hal itu lantaran dipolisikan oleh membernya melalui beberapa perwakilan, sesuai dengan surat tanda terima laporan tertanggal 25 Juni 2020 di Polres Pati . ( 03/07 )
Hal itu bukan tanpa sebab, pasalnya puluhan member ( anggota arisan online ) tersebut merasa di tipu oleh ownernya ( saudari ” SW ” ) sendiri, lantaran telah menghilang dan sulit untuk di ajak komunikasi pada saat tanggal jatuh tempo ( kopyokan.red ) sesuai dengan nomor urut arisan, pada kriteria ( get ) yang ia ( member ) ikuti.
Salah seorang member arisan online yang merasa tertipu, pihaknya mengatakan bahwa, ia telah mengikuti beberapa jenis arisan yang dikelola oleh saudari yang berinisial ” SW “.
” Selain arisan, saya juga ikut jenis jual beli arisan, diantaranya untuk set Rp10.000.000, saya sudah bayar Rp.4.250.000 namun sampai sekarang kami belum dapat uangnya meskipun tanggal nya sudah jatuh tempo , selain itu saya juga beli 3 set jenis arisan yang masing masing dapat Rp 10.000.000/set, untuk set pertama saya bayar pada tanggal 22/04/2020 sebesar Rp 7000.000 dan jatuh tempo pada tanggal 01/07 /2020. Untuk set kedua kami bayar pada tanggal 25/04 /20 20 sebesar Rp 7.500.000 dan jatuh tempo pada tanggal 25/06/2020, sedangkan untuk set ketiga kami bayarkan pada tanggal 03/06/2020 sebesar Rp 8.500.000 dan jatuh tempo pada tanggal 10/07 /2020, sehingga totalnya ada sekitar Rp 27.250.000, untuk set yang ke 3 memang belum jatuh tempo “, kata Zul kepada awak media siang itu (Senin, 29/06 ) di depan ruang Satreskrim Polres Pati
Terpisah, Tak hanya para kaum ibu – ibu sosialita, salah satu warga asal Desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati, bernama Sukmawati Dewi ( 22 ), yang diketahui sebagai pekerja buruh pencetak batu bata merah, juga mengaku sebagai salah satu korban dari arisan bodong yang di laporkan polisi tersebut.
” Saya bukan dari kalangan orang berada dan bukan pula dari kaum ibu-ibu sosialita. Saya ini buruh harian biasa mas, ya seperti ini kerjaan saya, pekerja srabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup kami “, kata Sukma dengan nada polos, saat di konfirmasi oleh awak media, pada hari Kamis ( 02/07/2020 ) siang, sekitar pukul 12.30 Wib di lokasi dirinya bekerja membuat bata Jl. Pati – Jepara
Selain itu, Pihaknya juga mengungkapkan, bahwa uang dari hasil pekerjaannya , ia sisihkan untuk mengikuti arisan bermaksud dengan niat sambil menabung agar dapat di gunakan untuk keperluan jika sudah mendapat jatuh tempo ( kopyokan arisan ).
Diketahui bahwa, Per seribu bata dari hasil cetakan yang ia kerjakan, Sukma diberi upah sebesar Rp 35 ribu, plus dapat uang makan Rp 5 ribu. Pekerjaannya tersebut biasa dilakukan pada dini hari. Dari pukul 01.00 Wib hingga pukul 03.00 Wib , namun di saat-saat tertentu Sukma bisa bekerja sampai siang hari. Tergantung permintaan dari pemesanan.
Saat hendak bayar arisan dia juga harus bekerja lebih giat untuk dapat menyisihkan sebagian rizki nya itu. Sukma mengikuti arisan dengan pembayaran Rp 100 ribu per 10 hari, dengan mendapat Rp 5 juta ( per satu putaran ) . Dia ikut arisan ini sejak 30 April 2019. Ada sekitar 50 anggotanya . Yang sudah dapat sekitar 39 orang dan yang belum dapat sekitar 11 orang, salah satu adalah dirinya.
Selain itu, pihaknya juga berharap ada niat baik dari pengelola arisan online tersebut untuk bisa mengeluarkan arisannya.
Berkali-kali, Sukma juga menyebut bahwa ia sangat membutuhkan uang itu . Baginya nominal Rp 5 juta rupiah sangat berarti dan dirinya mengikuti arisan dengan tujuan untuk menjadikan tabungan, mengingat ” SW ” sudah dikenal nya sejak tahun 2012 lalu, bahkan juga pernah menjadi karyawan di tokonya, namun hanya beberapa waktu, pada saat itu. Dan ia mengikuti arisan tersebut di ajak secara langsung oleh ” SW ” melalui pesan singkat WhatsApp pribadinya.
” Saya sangat butuh uang itu, karena hanya itulah harapan yang menjadi tabungan ku selama ini “, harapnya dengan nada penuh kekecewaan sembari menata tumpukan bata yang sudah mulai mengering, di lokasi pekerjaannya siang itu
( Red / Tg )