Pati , www.suarahukum- news.com – Dunia malam memang banyak menyisakan ribuan ragam cerita , baik dari cerita yang suka maupun dari yang duka , semua itu bak sebuah sesuatu yang saling melengkapi pasalnya tak semuanya dunia malam mampu memberikan sebuah harapan yang indah seperti indah dan gemerlapnya lampu kota , akan tetapi ada pula yang menyisakan sebuah kenangan yang amat menyakitkan bahkan hal tersebut mungkin tak terlupakan dalam sepanjang sejarah hidupnya . ( 18 / 9 )
Profesi sebagai LC atau pemandu karaoke adalah pekerjaan yang dekat akan tindakan kekerasan baik secara fisik maupun sikis hal tersebut tentunya adalah bagian dari resiko sebuah pekerjaan bahkan ada pula yang di lecehkan dan di anggap seseorang yang paling hina di dunia bahkan yang lebih parah mereka di anggap sebagai pelampiasan nafsu bejat dari Sang hidung belang .
Di lansir dari salah satu sebuah Cafe yang berada di Jl . Pati – Kudus pada hari Selasa malam sekitar pukul 23 . 15 wib ( 18 / 9 ) bahwa seorang gadis yang berparas cantik , dan memiliki wajah anggun dan masih terlihat polos dengan umur kira – kira 19 tahun dengan nama ” Mawar ” ( nama samaran ) yang berasal dari luar kota Pati , dalam curahan kesedihan yang di alaminya dia menceritakan kronologi singkat saat menjadi LC ( pemandu karaoke ) Yang di jalaninya beberapa hari terakhir , sambil meneteskan air mata beliau mengatakan ;
” Saya sampai disini lebih kurang 10 hari , awalnya saya di ajak teman Facebook ku yang berinisial ” AR ” , dia menjanjikan akan di menyalurkan pekerjaan ke salah satu perusahaan swasta besar yang ada di kota Pati , sehingga saya tertarik dengan tujuan mungkin sambil bekerja saya bisa melanjutkan belajar kuliah , dan setidaknya dengan bekerja saya bisa mencukupi kebutuhan aku sendiri tanpa meminta dari orang tua ” tuturnya
” Sebenarnya pekerjaan seperti ini bukanlah bagian dari tujuan hidupku , saya terlahir dari keluarga yang cukup agamis , di sana bapak ibu ku bekerja di salah satu perusahaan swasta dan memiliki lahan garapan pertanian ( sawah dalam bahasa Jawa ) dan secara ekonomi keluarga kami tidak dalam kekurangan artinya kami di sana kalau untuk kebutuhan hidup sehari – hari sudah cukup , untuk itu kalau uang sudah terkumpul aku mau pulang , AR meminta sejumlah uang kepada pemilik cafe dan itu semua di ambil dari potong gaji aku , jadi saya mau pergi dari sini belum bisa karena tidak punya ongkos buat pulang , dan saya harus menanggung uang yang di bawa oleh ” AR ” , saya saat ini tidak pegang uang sama sekali ” imbuhnya
” Saya sudah tidak tahan dengan semua ini karena setiap ada orang yang masuk ke ruangan ( cafe ) kebanyakan malah ngajak tidur , namun semua itu aku tolak , dan yang lebih bikin aku menangis adalah ada diantara mereka sambil mabuk mengucap kata kata mengancam , dan menganggap saya munafik padahal saya memang benar – benar tidak mau lakukan hal itu , dengan uang seakan mereka bisa membeli kehormatan , harkat dan martabat ku ” pungkasnya sambil meneteskan air mata
Mawar berencana meminta HP yang di sita oleh pemilik cafe sebagai jaminan uang yang di minta oleh ” AR ” karena itu bukan bagian dari tanggung Jawab mawar untuk membayarnya , karena hal itu adalah urusan internal antara pemilik Cafe dengan AR , dan setelah Handphon nya kembali Mawar berencana untuk menjual nya untuk ongkos pulang dan kembali ke keluarganya . ( Red / Team )