WISATA ALAM NAN EXCOTIC DAN WISATA RELIGI DI DESA GUNUNGSARI

Wisata & Kuliner2433 Dilihat
Nuansa alam nan excotic yang berada di kawasan Wisata Hutan Pinus Pangonan masih banyak membutuhkan sarana dan fasilitas umum yang memadai , sehingga mampu meningkatkan daya tarik pengunjung , dan mampu mendongkrak roda perekonomian bagi warga setempat dan sekitarnya. Selasa ( 24 / 9 )

Pati , www.suarahukum-news.com – Salah satu daerah yang terletak di atas ketinggian kurang lebih 850 meter dari permukaan air laut serta memiliki suhu di atas rata-rata kurang lebih 20 derajat celcius, namun pada musim tertentu dataran tinggi ini memiliki suhu mencapai 17 – 15 derajat celcius. Dari nuansa alam tersebut membuat Desa Gunungsari memiliki sejuta pesona akan keindahan alam yang tersendiri dibandingkan dengan beberapa wisata alam lainnya . Selain itu daerah ini juga masih di kelilingi oleh ratusan hektar hutan lindung yang membentang hijau di sepanjang mata memandang , tak hayal udara nan sejuk serta hembusan angin nan segar , asri , asli  dan bebas polusi seakan memberikan warna tersendiri bagi para semua orang yang berkunjung di Desa Wisata Gunungsari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.

Pesona wisata Gunungsari ini mampu kita tempuh dari pusat kota ( Kantor Kabupaten Pati ) yang berjarak kurang lebih 26 Km, atau sekitar 40 menit perjalanan santai menuju kawasan wisata tersebut, saat perjalanan kita pun sudah disuguhi dengan suasana pemandangan alam perbukitan nan hijau yang membentang seluas ribuan hektar yang merupakan daerah kawasan milik Perhutani Kabupaten Pati, turut KPH Regaloh, sesekali suara belalang dan nyanian burung lokal pun seakan menjadi irama dalam menikmati romansa perjalanan menuju kawasan wisata tersebut .

Adapun beberapa lokasi yang sudah di kelola oleh kelompok daerah wisata ( Pokdarwis ) Desa Gunungsari , atau sebagai wisata unggulan yaitu seperti Hutan Pinus Pangonan , Air Terjun Jenar dan Air Terjun Toyomanik. Namun dengan keterbatasan tentang pengembangan dan sistem pengelolaannya kawasan wisata ini masih banyak membutuhkan sarana penunjang untuk sebuah kemajuan yang mampu memberikan daya tarik bagi para pengunjung, sehingga mampu mendongkrak roda perekonomian bagi masyarakat setempat maupun sekitarnya.

Bata merah yang berukuran panjang kurang lebih 40-50 Cm , tebal kurang lebih 12 -15 Cm dan lebar kurang lebih 25-30 Cm , yang masih banyak terkubur di sekitar bukit , di susun menyerupai gerbang gapura oleh warga dan beberapa komunitas pencinta sejarah . menurut cerita tutur dari warga setempat dulunya tempat ini adalah sebuah perkampungan dari suku ajar , dan keturunan dari kesekian kalinya masih ada ( hidup ) di dukuh Pulingan turut Desa Gunungsari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati .

Selain memiliki potensi dalam pengembangan wisata alam, kawasan ini juga memiliki potensi dalam pengembangan wisata religi, hal itu terkuak setelah beberapa titik peninggalan prasejarah yang sampai kini masih ada ( beberapa titik lokasi tempat sakral atau sebagai pepunden ) dan menjadi saksi bisu pada sebuah peradaban akan kejayaan suatu wilayah pada masa itu . Seperti yang terletak di Puncak Trumulus atau masyarakat menyebutnya dengan hutan purba yang di karenakan beberapa tumbuh-tumbuhan disana seperti tumbuhan pada masa purba serta , di kawasan Trumulus juga terdapat sebuah batu prasasti yang bertuliskan aksara kuno, seperti yang dikisahkan pada cerita tutur yang terus mengalir dari generasi ke generasi bahwa dataran tinggi tersebut merupakan kawasan dari puncak kejayaan raja sima saat menjadi penguasa kala itu, serta juga terdapat batu prasasti yang di percaya masyarakat setempat sebagai tanda kekuasaan antara Kerajan Majapahit dan Kerajaan Mataram.

Tak jauh dari hutan trumulus, menurut cerita masyarakat setempat juga terdapat sebuah bekas perkampungan dari suku ajar yang sampai saat ini menyisakan sejuta kisah misteri, bahkan bata merah dan beberapa pecahan perabot yang menjadi puncak kejayaan pada masa itu sampai saat ini masih terawat dengan bagus ,hal itu terletak di antara perbukitan yang di kelilingi oleh tanaman kebun kopi milik masyarakat setempat. Tak hayal beberapa kejadian mistis dan diluar akal nalar manusia sesekali masih sangat kental terasa apabila kita berada di sekitar kawasan tersebut . Bunyian gamelan maupun kejadian tak kasat mata hingga hal tak terduga terkadang masih terjadi di sekitar kawasan tersebut .

Tak hanya itu, sebuah lokasi yang berada di lembah bukit bebatuan yang berada di dukuh Pangonan atau lebih tepatnya tak jauh dari pusat Pemerintahan Desa Gunungsari ( Balai Desa ) juga terdapat sebuah gua yang merupakan tempat pertapaaan dari salah satu penggede dalam cerita babat Pati, yaitu Gua Linggar Jayakusuma dan di percaya sebagai salah satu pusat eksistensinya kekuatan suprantural di wilayah tersebut.

Salah seorang warga yang merupakan salah satu aktivis dan merupakan praktisi suprantural yang berjuluk Ki Eyang Sukmo ( 36 ) saat di jumpai di kedamaian istrinya yang berada di dukuh Pangonan turut Desa Gunungsari pada hari Senin ( 23 / 9 ) malam sekitar pukul 20.00 Wib, saat di wawancarai oleh awak media, seputar tentang potensi wisata baik religi maupun wisata alam , dirinya mengatakan bahwa ;

Jalan setapak menuju Gua Linggar Joyokusumo , merupakan salah satu tempat wisata religi dan salah satu pusat eksistensinya kekuatan supranatural yang ada di dukuh Pangonan , dan menurut cerita tutur dari masyarakat setempat Gua Linggar Joyokusumo merupakan lokasi pertapaan salah satu Penggede dalam cerita Babat Pati .

” Desa Gunungsari sangat potensial dalam pengembangan wisata, baik dibidang wisata alam maupun dibidang wisata religi , hal itu bisa kita lihat secara kasat mata, mulai dari tata letak secara geografis desa yang sangat mendukung, kondisional alam pun sudah cukup mendukung apabila di kembangkan, hanya butuh polesan agar terlihat cantik dan indah saja , bahkan apabila di tangani oleh para pihak yang membidangi , mulai dari Dinas Pariwisata Kabupaten Pati , Pemerintah Daerah , Pemerintah Desa serta masyarakat setempat yang tergabung di Pokdarwis atau para pengembang investasi, saya yakin Wisata Desa Gunungsari benar-benar mampu bersaing di kanca tingkat daerah , maupun di tingkat nasional , ” ujarnya

Lebih lanjut, Ki Eyang Sukmo juga mengatakan , ” Sebenarnya banyak sekali mas , untuk potensi yang dapat di kembangkan di Desa Gunungsari ini, seperti hasil bumi yang yang sangat melimpah mulai dari buah-buahan seperti buah langsep, manggis, alpukat, kopi pangonan, kopi lanang, durian, pisang, klengkeng , atau hasil rempah-rempah lainnya seperti cengkeh, kapulaga, panili,laos, serai, itu semua dapat berkembang apabila di tunjang dengan sebuah fasilitas yang memadai, semacam pengembangan UMKM Desa Mandiri , ” tambahnya sambil mengangkat secangkir kopi deplok yang merupakan kopi khas di wilayah tersebut

Sementara itu , Kepala Desa Gunungsari, Sudadi saat di konfirmasi di ruangan kerjannya di Kantor Balai Desa setempat pada hari Selasa ( 24 / 9 ) dirinya mengatakan ;

” Kalau untuk pengembangan daerah wisata kita terkendala dengan anggaran , karena dana yang turun, yaitu dari Dana Desa dan dana Bantuan Keuangan baik dari Daerah maupun Provinsi di fokuskan untuk pembangunan infrastruktur jalan, itupun kami belum sampai 70 persen nya masih banyak jalan penghubung desa yang belum tersentuh oleh pembangunan , ” ujarnya

Lebih lanjut Kepala Desa Gunungsari juga mengatakan ,” Saya berharap kepada instansi terkait, untuk dapat mendukung dalam upaya pengembangan daerah wisata di desa kami, misalnya di berikan program tentang pengembangan daerah wisata, karena apabila tempat wisata ini dikelola dengan baik, sudah barang tentu akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan sekitarnya, setidaknya mereka bisa berjualan di lokasi wisata atau menjual karya seni serta produk lainnya sehingga dapat mendongkrak roda perekonomian yang ada , ” pungkasnya

( Red / Tg )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *